Pengurus Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini bukan sekadar sebuah keputusan, tetapi juga merupakan bagian dari proses transformasi dalam menentukan awal bulan suci yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam.
Inovasi Metode Penetapan Ramadhan
Metode yang digunakan untuk menentukan awal Ramadhan kali ini adalah Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Metode ini menggantikan pendekatan sebelumnya yang dikenal sebagai hisab hakiki wujudul hilal. KHGT diperkenalkan pada 1 Muharram 1446 H, yang bertepatan dengan 7 Juli 2024.
Sistem ini mengadopsi pendekatan "Kriteria Turki 2016" hasil dari forum Muktamar Kalender Islam Global di Istanbul pada tahun 2016. Dengan metode ini, penetapan tanggal-tanggal penting dalam kalender Islam diharapkan dapat dilakukan jauh hari sebelumnya. Hal ini sangat membantu mengurangi ketidakpastian yang selama ini kerap muncul di tengah masyarakat mengenai penentuan hari-hari besar Islam.
Detail Lemahnya Ketidakpastian dalam Penanggalan
Dalam perkiraan berdasarkan KHGT, Ramadhan tahun ini dipastikan akan berlangsung selama 29 hari. Sehingga, Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 H diperkirakan akan jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025. Sementara itu, 1 Zulhijjah akan jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, yang berarti Idul Adha 1446 H akan dirayakan pada Jumat, 6 Juni 2025.
Perbedaan dengan Metode Pemerintah
Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama masih menggunakan metode rukyatul hilal untuk menentukan hari-hari besar Islam. Metode ini mengharuskan pengamatan langsung terhadap posisi hilal di berbagai lokasi guna memastikan kapan pergantian bulan terjadi dalam kalender Hijriah.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, menjelang bulan Ramadhan atau Syawal, pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk membahas hasil pantauan hilal sebelum mengumumkan kepada masyarakat. Dengan perbedaan pendekatan ini, diharapkan umat Islam di Tanah Air dapat saling menghormati pilihan masing-masing dalam menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari besar keagamaan.
Pentingnya Saling Menghormati dalam Keberagaman
Perbedaan ini dapat memunculkan beragam pendapat di kalangan umat Islam. Namun, melalui dialog yang konstruktif, diharapkan semua pihak dapat belajar untuk saling menghormati keputusan satu sama lain. Inisiatif seperti KHGT diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketegangan yang mungkin muncul akibat perbedaan ini.
Bagi banyak orang, bulan Ramadhan adalah waktu untuk refleksi, kasih sayang, dan saling berbagi. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan ini, umat Islam dapat lebih kompak dalam melaksanakan ibadah mereka, tak peduli metode yang mereka ikuti.
Kesimpulan
Awal Ramadhan 2025 yang ditetapkan oleh Muhammadiyah membawa angin segar dalam cara umat Islam di Indonesia menentukan tanggal penting dalam kalender Hijriah. Melalui inovasi Khgt, diharapkan banyak dari umat Islam yang dapat merencanakan kegiatan mereka jauh hari sebelumnya, sehingga suasana Ramadhan bisa lebih khidmat dan berkesan.
Perbedaan dengan pemerintah mengenai metode penetapan awal Ramadhan hanyalah satu dari sekian banyak aspek dalam keberagaman umat Islam. Yang utama adalah menjaga persatuan dan saling menghormati di tengah keragaman pandangan dalam masyarakat.