Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia dijadwalkan akan dimulai pada Senin, 6 Januari 2025. Program ambisius ini diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pencegahan masalah gizi di masyarakat. Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Kombespol Lalu Muhammad Iwan Mahardan, menjelaskan bahwa peluncuran program ini akan dilaksanakan secara bertahap dan saat ini masih menunggu kepastian peluncuran.
Sasaran Program MBG
Dalam tahap awal, program ini menargetkan untuk menjangkau sekitar 15 hingga 20 juta jiwa di seluruh Indonesia. Angka ini diharapkan meningkat hingga mencapai 82,9 juta jiwa pada tahun 2028. Sasaran penerima program meliputi:
- Peserta didik dari PAUD hingga SMA
- Balita
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
Dengan memperhatikan kelompok-kelompok yang terdaftar di atas, pemerintah berharap bahwa lewat MBG, akses terhadap makanan bergizi dapat diwujudkan untuk semua kalangan.
Anggaran dan Distribusi
Untuk merealisasikan program ini, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 71 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk menyediakan bahan makanan bergizi serta infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung distribusi yang efektif.
"Kami berencana untuk membangun satuan unit pelayanan makan bergizi gratis berupa dapur umum di seluruh kabupaten kota," jelas Lalu. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyebarkan akses terhadap gizi yang baik secara merata di Indonesia.
Peran Koperasi dan Mitra Swasta
Menteri Koperasi, Budi Arie, mengungkapkan bahwa sebanyak 192 koperasi telah siap untuk menyokong program MBG dengan menyediakan bahan baku makanan. Koperasi ini bergerak di berbagai sektor termasuk telur, sayur, beras, dan ikan.
“Kami sistemnya supporting untuk menyediakan bahan baku,” ucap beliau, menegaskan peran penting koperasi dalam mendukung program ini.
Kontribusi Ormas Keagamaan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga menunjukkan komitmennya terhadap program ini. PBNU siap berkontribusi dan mendukung pelaksanaannya. Gus Yahya dari PBNU menyatakan bahwa mereka sedang menunggu penyempurnaan program dan berharap adanya model yang lebih jelas dalam waktu dekat.
"NU memiliki aset berupa instrumen keorganisasian luas di tanah air yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan agenda yang bermanfaat bagi publik," ujarnya. Ini adalah bentuk sinergi antara ormas keagamaan dengan pemerintah dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
Strategi Pelaksanaan Program
Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi untuk memastikan bahwa program MBG bisa tepat sasaran. Di antara langkah-langkah tersebut adalah:
- Melakukan pendataan yang mendetail untuk menentukan kelompok target penerima manfaat.
- Membangun satuan unit pelayanan makan bergizi gratis berupa dapur umum yang tersebar.
- Membuat buku dan standar operasional pelaksanaan program.
- Merancang menu bergizi sesuai dengan kebutuhan target penerima manfaat.
- Menyusun mekanisme distribusi makanan agar tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program MBG dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Target pemerintah menunjukkan ambisi yang kuat untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, yakni 40 persen pada tahun 2025, 80 persen di tahun 2026, dan 100 persen pada tahun 2029.
Kesimpulan
Peluncuran program Makan Bergizi Gratis diharapkan akan menjadi terobosan dalam memperbaiki kondisi gizi di Indonesia, sekaligus menjangkau jutaan masyarakat yang membutuhkan. Kerjasama antara pemerintah, koperasi, dan ormas keagamaan menjadi kunci keberhasilan agenda ambisius ini, serta memberikan harapan baru bagi rakyat Indonesia untuk menuju kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera.